Selasa, 21 Januari 2025

Taekwondo

 

 Source : https://onlinecazinouribonus.ro

Taekwondo adalah seni bela diri yang berasal dari Korea Selatan, yang menggabungkan teknik tendangan, pukulan, dan tangkisan. Nama "taekwondo" terdiri dari tiga kata dalam bahasa Korea: "tae" (kaki), "kwon" (tangan), dan "do" (jalan atau seni), yang secara harfiah berarti "seni tangan dan kaki".

A. Sejarah

Setelah Perang Dunia II dan berakhirnya pendudukan Jepang di Korea, berbagai aliran seni bela diri Korea mulai berkembang, yang kemudian digabungkan menjadi taekwondo pada tahun 1950-an. Pada tahun 1959, Korea Taekwondo Association (KTA) didirikan untuk menyatukan berbagai aliran tersebut. Taekwondo mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1970-an melalui dua aliran, yaitu ITF dan WTF. Kedua aliran kemudian bersatu pada tahun 1981 menjadi Taekwondo Indonesia.

B. Teknik Dasar Taekwondo

Dalam taekwondo, terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh praktisi:

  1. Kuda-kuda (Seogi): Posisi dasar untuk menjaga keseimbangan dan kesiapan dalam melakukan serangan atau pertahanan. Contoh kuda-kuda meliputi joochoom seogi dan boem seogi. 
  2. Pukulan (Jireugi): Teknik menyerang dengan tangan. Jenis-jenis pukulan antara lain yeop jireugi (pukulan ke samping), chi jireugi (pukulan ke atas), dan momtong jireugi (pukulan ke tengah). 
  3. Tendangan (Chagi): Teknik menyerang dengan kaki, yang menjadi ciri khas taekwondo. Jenis-jenis tendangan meliputi ap chagi (tendangan ke depan), yeop chagi (tendangan ke samping), dan dwi chagi (tendangan ke belakang). 
  4. Tangkisan (Makki): Teknik bertahan untuk menangkis serangan lawan. Contohnya adalah are makki (tangkisan bawah) dan elgo makki (tangkisan bagian kepala). 
  5. Sabetan (Chigi): Teknik menyerang dengan gerakan memukul menggunakan bagian tangan tertentu. Misalnya, me jumeok naeryo chigi (sabetan ke bawah dengan kepalan tangan). 
  6. Pola (Poomsae): Serangkaian gerakan yang dihubungkan dalam urutan tertentu, mencakup teknik dasar dan lanjutan. Poomsae digunakan untuk melatih koordinasi dan aplikasi teknik dalam situasi yang terstruktur.

C. Tingkatan Sabuk

Dalam taekwondo, tingkatan kemampuan praktisi ditandai dengan warna sabuk yang dikenakan. Urutan tingkatan sabuk umumnya adalah:
  • Sabuk Putih: Melambangkan awal mula atau kesucian.
  • Sabuk Kuning: Menandakan dasar-dasar yang mulai dipahami.
  • Sabuk Hijau: Melambangkan pertumbuhan dan perkembangan teknik.
  • Sabuk Biru: Menunjukkan kematangan dalam teknik dan pemahaman.
  • Sabuk Merah: Mengindikasikan kesiapan untuk tingkat lanjut dan kewaspadaan.
  • Sabuk Hitam: Melambangkan penguasaan teknik dan filosofi taekwondo.
Setiap tingkatan sabuk memiliki sub-tingkatan yang harus dicapai sebelum naik ke tingkat berikutnya.

D. Filosofi Taekwondo

Taekwondo tidak hanya fokus pada pengembangan fisik, tetapi juga menekankan nilai-nilai moral dan etika. Lima prinsip utama dalam taekwondo adalah:
  • Kesopanan (Ye Ui): Menghormati orang lain dan berperilaku sopan.
  • Integritas (Yom Chi): Bersikap jujur dan memiliki moral yang baik.
  • Ketabahan (In Nae): Bersabar dan gigih dalam menghadapi tantangan.
  • Pengendalian Diri (Guk Gi): Mampu mengontrol emosi dan tindakan.
  • Semangat yang Tak Terkalahkan (Baekjul Boolgool): Memiliki tekad yang kuat dan pantang menyerah.
Prinsip-prinsip ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap praktisi taekwondo.

E. Manfaat

  • Melatih Kemampuan Bela Diri
  • Melatih Disiplin dan Ketekunan
  • Meningkatkan Kebugaran Tubuh
  • Mengembangkan Koordinasi dan Fleksibilitas

F. Kompetisi dan Pertandingan

Dalam kompetisi taekwondo, terdapat dua jenis utama:

1. Kyorugi (Sparring): Pertandingan antara dua atlet yang saling berusaha mencetak poin melalui teknik tendangan dan pukulan yang sah. Kyorugi telah menjadi cabang olahraga resmi di Olimpiade sejak tahun 2000. 

2. Poomsae (Pola): Kompetisi di mana atlet menampilkan serangkaian gerakan yang telah ditentukan


Source :

4 komentar: